Tuesday, September 10, 2013

Tentang Cinta & Jodoh


Dr Ustaz KH.Zainudin MZ
Cinta
jika jatuh di hati yang suci dan baik, membuahkan bunga yang harum
namun jika ia jatuh ke atas hati yang jahat, maka hasilnya buruk


Cinta dalam erti Positif
(Apa yang perlu dicintai..?)

1. Mendatangkan keindahan
2. Memberikan energi /semangat untuk berjuang
3. Selalu membawa risiko dalam bentuk pengorbanan - Cinta adalah pengorbanan


Seperti contoh :-
Cinta kepada Agama

1.
-Solat akan menjadi indah,
-Zakat akan menjadi indah
-Jihad akan menjadi indah
-Apanya sahaja akan menjadi indah

2.
-Menimbulkan energi dan semangat untuk lakukan ibadah
-Untuk apa? untuk menemui apa yang kita cintai

3.
-Pengorbanan meski wktu, harta bahkan nyawa maka kita tidak berat nak lakukan kerana agama.
-Meski kita tidak mampu, kita akan berusaha untuk mampu untuk memenuhi permintaan agama
-Menambahkan keindahan dalam kehidupan ; itulah cinta..


Membangun rumah tangga

-bukan 1-3 hari , ia hingga ke hal akhirat
-bukan hal mudah dan memerlukan ketelitian dan pemerhatian.


Bagaimana memilih jodoh?

- Hadith Rasulullah " Wanita itu dinikahi kerana empat perkara iaitu kerana hartanya, kerana keturunannya, kerana kecantikannya, dan kerana agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan beruntung.” (Riwayat Bukhari, no. 5090, dan Muslim, no. 1466)

1.Rupa 

-Rupa yang cantik - dapat menkhayalkan hingga buatkan manusia tertipu
- Bagaimana kamu menilai orang : Tonton video ini.. 

- Ada yang mengadu kepada Rasulullah , "Ya Rasul, isteriku itu tidak pernah menolak tangan yang ingin bersalam dengannya meskipun bukan muhrim"
Rasulullah jawab , " Maka ceraikan sahaja"
Tetapi masih sayang dengannya, maka Rasulullah kata "jaganya dengan baik ,didik dengan agama"
(Jika tidak cemburu dengan isteri, (cemburu yang wajar bukan cemburu buta) maka dia adalah dayus, tidak cium bau syurga)
-Berusaha untuk jodoh meskipun hasilnya Allah yang telah tentukan

2.Kekayaan
-Tetapi hati-hati, kekayaan bisa menjadikan orang sombong
-Boleh jadi isteri menjadi ketua, dan suami terpaksa menjadi hamba. Hilang wibawa seorang suami.
-Kalau kerana harta, lelaki hilang harga diri (iaitu yang paling mahal) maka tiada nilai untuk itu..
-Tanpa harta memang sulit untuk buat bnyak perkara, tapi bukan penentu untuk berhasil semuanya.
-Banyak orang miskin yang kaya, tetapi tidak sedikit orang kaya yang miskin ; Bahagia dengan hati yang kaya.

3.Keturunan
-Faktor keturunan penting
-Seperti kata pepatah "Buah epal akan jatuh tidak terlalu jauh dari pohonnya"

4.Agama 
-Telah diterangkan tentang keindahan jatuh cinta pada AGAMA :)


Prof. Dr. Muhaya - Reset Minda Orang Yang Mendapat Jodoh

Sunday, September 8, 2013

Perkongsian Konvensyen Bidadari 2013


Slot 01
Solat Khusyuk Penyejuk Hati
Ustazah Nurhafizah Musa

Slot 02
Membentuk Keluarga Membangun Ummah
Dr Rubiah Kulop Hamzah

Slot 03
Celik Mata & Jiwa
Prof Dr Muhaya
link1 l link2

Slot 04

Kebebasan Wanita pada Zaman Risalah
Ustazah Fatimah Syarha
 link (Not full recorded-sorry) 


Sheikh Yawar Baig
Bringing Up A Muslim Child
link 


Slot 06
Wanita Di Mata Allah
Dr Harlina Siraj

link1 l link2


Slot 08
Becoming A Standard Bearer Of Islam
Sheikh Yawar Baig

link


Slot 09
Dialah Ibu, Isteri & Guru
Puan Zaliza Alias

(Pengasas Genius Aulad, idea about home schooling)
link



Slot 10
Wanita Berkaliber
Moderator: Puan Munna Izzah
Senarai Panelis:
(1) Puan Wardina Safiyya
(2) Ustazah Nazirah Muhammad
(3) Puan Jamilah Samian
(4) Puan Azzah Abd Rahman

link


Mothers – Go Out and Change The World
Sheikh Yawar Baig

Wallahu'alam .

*mohon maaf jika atas suara2 smpingan yang ada dlm rakaman ini .(rakaman amatur shj.. :D)
Semoga bermanfaat untuk amal.

Thursday, April 19, 2012

Ahdaful Musyarakah
http://www.hasanalbanna.com

Sejak awal, musyarakah kitaketerlibatan kita dalam pemerintahan—sama sekali bukan ditujukan untuk kemenangan zhahir saja yang cenderung diisi dengan al kibrdan al kibriya’, merasa besar dan sombong.

Kita bermusyarakah untuk mencapai kemenangan sejati, yang didefinisikan oleh Imam Ahmad ibnu Hanbal:

ما لازم الحق قلوبنا

Kemenangan sejati yang paling mendasar dan substansial adalah jika kebenaran tetap bersemayam di hati kita. Tidak terkontaminasi oleh racun-racun kehidupan, tidak tergoda oleh iming-iming apapun bentuknya, yang membuat hati kita diisi oleh nilai-nilai lain selain nilai kebenaran yang bersumber dari Allah SWT.

Kemenangan sejati juga adalah jika kita berhasil menegakkan kedaulatan Allah di dalam diri kita. Berhasil menegakkan kedaulatan Allah di dalam keluarga kita. Berhasil menegakkan kedaulatan Allah di rumah kita, di bangsa kita dan di negeri kita. Sehingga orientasi hidup bangsa kita adalah mardhatillah, ridha Allah semata.

Oleh karena itu pertama-tama yang harus kita pastikan adalah ahdaful musyarakah(tujuan-tujuan musyarakah) kita. Jangan sampai berpesong sedikitpun.

Al Musyarakah lit Tauhiid wal Binaa’ ( المشاركة للتوحيد والبناء )

Musyarakah kita bertujuan untuk berkontribusi dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berkontribusi untuk membangun bangsa dan negara ini sehingga mencapai kesejahteraan, kejayaan serta kedamaian dengan bangsa-bangsa lain dalam pergaulan internasional. Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Persatuan dan kesatuan bangsa ini jangan sampai dirongrong, dirusak, dicerai-beraikan oleh agenda-agenda yang diprogram dari luar yang menghendaki perpecahan. Kita harus menjadi junudullah (prajurit-prajurit Allah) terdepan dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa dan negeri ini. Karena negeri ini adalah anugerah besar dari Allah—ba’da al-iman, setelah iman—yang harus kita syukuri dengan memberdayakan, menjayakan dan mengunggulkannya. Sehingga mampu memberi kontribusi positif dalam pergaulan antar bangsa dalam kehidupan global.

Al Musyarakah lit Taqwiyah wat Tatsbit ( المشاركة للتقوية والتثبيت )

Selain mempersatukan dan membangun, berdaya kohesif dan menjadi penerus pembangunan bangsa dan negara ini, musyarokah kita juga harus berkontribusi dalam mewujudkan negara yang kuat dan kokoh. Jangan menjadi negeri yang dilecehkan dan dideskreditkan tetangga-tetangganya. Jangan menjadi negara dan bangsa yang sama sekali tidak diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain, bahkan menjadi beban dalam pergaulan internasional.

Untuk menjadi faktor taqwiyah wa tatsbit, memperkuat dan mengokohkan kehidupan berbangsa dan bernegara ini, modalnya hanya satu: bersyukur! Negeri ini menghendaki para kader, pemimpin, pejuang, dan mujahid yang pandai bersyukur. Allah sudah memberikan banyak sekali karunia-Nya kepada negeri ini. Namun banyak potensi yang belum terolah, sehingga terbengkalai dan mubadzir. Bahkan banyak potensi yang diekploitasi oleh kekuatan-kekuatan asing. Ini karena kelemahan dan kebodohan kita, terjebak oleh kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok, sehingga kekayaan yang diberikan oleh Allah ini tergadaikan kepada negeri asing dengan amat sangat murah.

Kita harus waspada dan berani mengevaluasi kebijakan-kebijakan lama yang menyiksa bangsa ini. Berani mengevaluasi seluruh produk-produk konstitusi, perundang-undangan, perda-perda, perjanjian-perjanjian dengan luar negeri yang melemahkan bangsa ini, yang menjadikan bangsa ini terpuruk. Kekayaan melimpah ruah, bukan dinikmati oleh rakyat. Tapi hanya dinikmati oleh sekelompok tertentu. Bahkan mengalir setiap hari ke negeri-negeri asing. Bukan dalam kerjasama yang saling menguntungkan. Tapi kerjasama yang timpang yang mengandung unsur pelecehan, penipuan, dan konspirasi kepada bangsa ini. Semua ini harus dihentikan.

Al Musyarakah lit Taghyiir wat Tajdiid ( المشاركة للتغيير و التجديد )

Kita tidak ingin bangsa ini statis, jumud dan mandeg. Oleh karena itu tujuan musyarokah kita yang ketiga adalah al musyarakah lit taghyiir wat tajdiid. Musyarokah kita, kontribusi kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah melakukan perubahan dan pembaharuan.

Setiap hari Allah SWT memberikan pelajaran kepada kita bagaimana ciptaan-ciptaannya selalu berubah dan memperbaharui diri. Selalu tumbuh dan berkembang. Lahirnya seorang anak dimulai dengan jeritan tangis yang merupakan symbol kehidupan dan mulai berfungsinya organ-organ utama tubuh, terutama paru-paru dan jantung. Mula-mula matapun tidak bisa melihat, tulang-tulangnya lembek dan lemah. Tapi dari hari ke hari kita lihat matanya semakin berbinar terang. Pertama-tama yang ia tahu hanya ibunya. Kemudian akhirnya mulai bisa tahu ayahnya. Berkembang mulai bisa membedakan warna dan ukuran-ukuran. Bahkan membedakan manfaat-manfaat. Dan mulai bisa membedakan mana yang berbahaya dan mana yang tidak.

Kita lihat pertumbuhan biji-bijian. Biji-biji mulai terbelah merekah, memunculkan tumbuhan kecil. Lalu akarnya menghunjam ke tanah secara bertahap. Sementara batang pohonnya mulai tumbuh berkembang. Berdahan rindang, berdaun hijau, akhirnya berbuah menjadi bermanfaat. Seluruhnya adalah merupakan at-taghyiir wat tajdiid.

Daun-daun yang sudah tua, menguning dan rontok. Tumbuhlah daun-daun muda berkembang menghijau. At taghyiir wat tajdiid adalah sunnatullah. Kalau bangsa ini tidak mau berubah, statis, dan mandeg, berarti bangsa ini melawan sunnatullah. Kita kader-kader dakwah harus mendorong agar bangsa ini mengikuti sunnatullah. Mengikuti fitrahnya yaitu fitrah perubahan dan pembaharuan.

Semuanya harus berubah, mustahil tidak berubah. Jika tidak mau berubah, dia akan menjadi korban perubahan. Akan digilas oleh perubahan. Makanya kalau kita tidak mau menjadi korban perubahan, kita harus menjadi pelopor perubahan dan pembaharuan.

Semangat perubahan dan pembaharuan adalah bagian penting dari gerakan dakwah. Dari sejak awal dalam manhaj takwiniyah kita tekankan bahwa harakatud dakwah (gerakan dakwah) adalah harakatut taghyiir (gerakan perubahan) danharakatut tajdiid (gerakan pembaharuan). Kader-kader dakwah harus menjadi :

رُوْحٌ جَدِيْدَةٌ تَسْرِي فِي جَسَدِ الأُمَّةِ

Menjadi jiwa, semangat, moral baru, dan kekuatan baru yang mengalir di tubuh umat ini. Kita harus menjadi innovator perubahan dan pembaharuan di segala sector kehidupan. Jangan sampai bangsa ini tertinggal akibat segan berubah karena malas. Atau bahkan takut berubah, akibat mempertahankan kepentingan-kepentingan pribadi atau kepentingan-kepentingan kelompok/golongan. Karena perubahan dan pembaharuan berarti dinamisasi. Perubahan dan pembaharuan berarti repositioning segenap potensi bangsa.

Dengan musyarokah ini kita melakukan redinamisasi repositioning kita; politik, social, financial, budaya, sains dan teknologi. Kita harus mencapai posisi-posisi baru yang lebih maju, berdaya guna, dan berdaya saing. Juga lebih memberikan manfaat, bukan saja kepada bangsa ini, tapi juga bermanfaat kepada kemanusiaan. Karena bangsa muslim ini mengemban misi utama rahmatan lil’alamin.

Al Musyarakah lil Ishlah wal Ihsan ( المشاركة للإصلاح والإحسان )

Karena kita mengemban misi rahmatan lil’alamin, maka musyarokah pun tujuannya adalah berkontribusi untuk selalu ishlah (melakukan reformasi). Ishlah berarti perbaikan dan selalu mengajak damai.

Musyarokah lil ishlah wal ihsan baru bisa kita gulirkan, kalau kita professional. Mempunyai kafaah muntijah (kesalehan kompetensi dan kemampuan produktif ) dan kafaah ijaabiyah (potensi dan kompentensi yang positif).

Kader-kader kita harus menjadi kader-kader unggulan di tengah-tengah pergaulan kehidupan berbangsa dan bernegara. Tafawwuq ma’nawiy berbasiskan tafawwuq iimaniiy, keunggulan moral berbasiskan keunggulan iman. Tafawwuq fikriberbasiskan tafawwuq ‘ilmi, keunggulan idealisme berdasarkan keunggulan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan. Begitu juga tafawwuq ‘amaliyberdasarkan tafawwuq manhajiy, keunggulan dalam aktivitas berdasarkan keunggulan metode kerja. Sehingga seluruh lapisan masyarakat mendapatkan sentuhan ishlah wal ihsan dari kita. Seluruh lapisan masyarakat, segenap komponen bangsa, lintas partai, lintas ormas, lintas agama, lintas keyakinan, lintas suku, lintas pulau-pulau yang bertebaran beribu-ribu ini merasakan khuthuwat ishlahiyah dan khuthuwaat ihsaniyah kita.

Al Musyarokah lit Taqwiim wat Tasdiid ( المشاركة للتقويم والتسديد )

Musyarokah kita bertujuan untuk berkontribusi dalam meluruskan dan mengakuratkan tujuan hidup dan perjuangan bangsa ini. Agar bangsa ini tidak menyimpang dari tujuan utamanya.

Allah memerintahkan kepada kita agar kita lurus, sesuai dengan fitrah diciptakannya.

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (الروم : ٣٠)

Tidak ada bangsa atau umat atau bahkan makhluk yang bisa hidup baik, tenang, tentram dan sejahtera kecuali harus lurus dalam fitrahnya. Nilai-nilai fitrah ini adalah nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Al-Qur’an mengokohkannya dengan nilai-nilai syar’iyyah.

Sebagai kader dakwah kita harus selalu waspada terhadap kemungkinan berbagai penyimpangan, penyimpangan diri dan penyimpangan di tengah-tengah umat dan bangsa ini. Kita harus menjadi unsur muqawwim (yang meluruskan) wat tasdiid(mengarahkan) agar bangsa ini jangan disorientasi.

Seluruh kader dakwah ini harus berusaha dan mampu mengkonsolidasi, mengkoordinasi, dan memobilisasi seluruh potensi positif konstruktif di dalam bangsa ini. Siapapun mereka, partai apapun mereka, ormas apapun mereka dan agama apapun mereka, suku bangsa apapun mereka. Penghuni pulau manapun mereka. Kita harus mampu melihat potensi positif dan konstruktif untuk membangun bangsa ini mencapai kesejahteraan, kedamaian dan kejayaannya.

Selain itu kita harus selalu berupaya untuk mempersempit ruang gerak, perilaku, dan peran potensi negative destruktif. Agar kehidupan berbangsa dan bernegara ini tidak terprovokasi, terpecah belah, terlemahkan, terkecoh , tergadaikan, bahkan terjual oleh potensi negative destruktif itu. Sehingga kehidupan bangsa kita tetap bersatu, damai, tentram dan bersemangat untuk kerja keras mencapai tujuan-tujuan nasional, yaitu menjadi bangsa dan Negara yang diridhai oleh Allah SWT.

Sejak awal, ikhwan dan akhwat digembleng diantaranya untuk misi amar ma’ruf nahi munkar. Dalam musyarakah lit taqwiim wat tasdiid inilah peran amar ma’ruf nahi munkar harus dilakukan dimanapun antum berada. Apakah di lembaga legislative, lembaga eksekutif atau yudikatif. Dalam mengelola jama’ah, kehidupan bermasyarakat, lembaga-lembaga social, pendidikan, kebudayaan, dan perekonomian. Tetap taqwim dan tasdiid adalah merupakan refleksi dari misi amar ma’ruf nahi munkar kita.

Thursday, December 29, 2011

Twins of Faith 2011 (Ilmu & 'Amal)


Assalamu'alaikum w.b.t..
Alhamdulillah, it's like a dream come true for me.. :)
Alhamdulillah.. Twins of Faith 2011_MasyaAllah..
So many stories to share,
Let these several videos be as my introduction..
InsyaAllah, I'll try to write my own post..
[hopefully~ :D ]

ps: Alhamdulillah wonderful weekend with all
syeikh2, sisters & brothers..
Especially with Kak Ima, Kak Aina, Kak Ila and Kak Fiza ^^



---------------------------------------------------------------
Here are some pictures and points taken from this sister's blog


The plenary theatre. I was told there were close to 4000 participants.
Subhanallah..Alhamdulillah..
Yeah!! Malaysia Boleh!!! :)

Main Programme

Luqman was so inspired by Syeikh Hussein Yee. The fact that the syeikh inspired my 14yo son, and makes him look forward to another lecture by the syeikh, makes me very2 happy ;) More local scholars should learn how to talk from him. Sharing some great stuffs from the syeikh.
"If you follow the majority, the majority will lead you away from the path of Allah."

"ISLAM=I Shall Love All Mankind"....Neat huh??? :)
"The sources of our knowledge should be the Holy Quran and Sunnah. We r ahli sunnah wal jamaah NOT ahli sunnah wal bida'ah wal jamaah"

Syeikh Hussain Yee elaborated a lot on the importance of seeking knowledge from the source. Every household should at least have the Sahih Bukhari & Sahih Muslim. Okay...let's go book shopping again :)

The workshops
I attended Dr Harlina's session. Such an inspiring lecture.

There is no better way to start your Sunday morning than listening to someone so inspirational. She spoke about women from the eyes of Allah, the eyes of man, the current perception, global women issues...I wish I can share all but there were just too many. Some of the gems that she shared in her lecture;

5 questions that u must ask yourself. And must teach your kids to ask themselves esp at adolescent stage- the stage of finding meaning in life and finding your purpose in life.
1. Who am I?
2. Who created me? (Al-Hujurat;13)
3. What's the purpose of my existence? (Az-Zariyat: 56 & Al-Anam; 165)
4. Why am I here? (Al-Anam; 162-163)
5. Where will I go after my death?
Submission to Allah is our focus. Women never submit to men. U don't belong to your husband. U don't wear hijab bcoz of men. If u do, then u r not doing it right. U can have the worst man as your husband (think Asiah & Firaun) OR have no husband (think Maryam), u still can be the best woman in the eyes of Allah. OR u can have the best man as your husband (think the wife of Prophet Lut a.s and Nuh a.s), and u still end up so screwed. So your worth is not defined by men. Men is just your ticket to jannah. Whoaaaa...!! I like that so much...that's TRUE feminism ;)

Somebody asked her during FAQ...how do u juggle? Considering she's doing so many things. And she actually anticipated the question. Her reply; "If I am a man, would u ask me how do I juggle?" We seldom questions a man how he juggles life, career and family. But that's the favorite question being asked when u confronted a successful career woman. She eventually answered. She decides what she wants to do with ther 24hours. And she believes her family is her strength NOT her liabilities. If we keep giving family and kids as excuses for not doing this and that...then think again. It's all in the mind. How others perceive u depends on how u perceive yourself. Women is like the sun, u energizes people around u.

And she gave advice to all the single ladies out there. Although u don't need a man to attain jannah, and u don't need a man to be the best and reach your maximum potential, don't close your heart to man. Allah has promised for every toyyibat, He will send a toyyibin. SO pray and believe He will grant u the toyyibin :)


They also provide facilities to accomodate the families. Mother's room. For those with babies and toddlers. And u can follow the lecture live from the room.

Kid's Zone. For the young ones. There are ample activities to occupy them.


----------------------------------------------------------------
Introduction


Qur’an Recitation & Tafsir



You are the Best of Nations_ Sh. Yahya Ibrahim

Sheikh Alaa Elsayed quoted a line from Lion King
when he reminded us to "remember who [we] are".
We are the best of nations as mentioned in the Quran:
You are the best of peoples ever raised up for mankind; you enjoin Al-Ma'ruf and forbid Al-Munkar, and you believe in Allah (Surah Al-'Imran, Verse 110).


Q & A _ Sh. Yahya Ibrahim





I'm a Muslim & I'm Proud_Sh. Navaid Aziz





Entertainment_Boonaa Mohammed


Entertainment_Muslim Belal

Part 2 l Part 3 l Part 4 l Part 5 l Part 6


Exemplary Women of the Past_ Sh. Alaa ElSayed

---------------------------------------------------------------------------

Cultural Islam or Islamic Culture_Dr. Bilal Phillips



One Faith, One Family_ Sh. Hussein Yee


Entertainment_Shinji Moriwaki


Entertainment _Mu’adz Dzulke y





Entertainment_Abdullah Rolle

---------------------------------------------------------------------------

Workshop_Struggling to be a better Muslimah-Wardina Safiyyah


Closing Remarks


--------------------------------------------------------------------------
Remember who you/we are !

We are the BEST nation.BEST Ummah! :)
Takbir.

Time to carry our TWINS ^^
Ilmu & 'Amal...

Let us struggle to practice('Amal) our knowledge(Ilmu)
Every little effort for goodness is counted ;)

--------------------------------------------------------------------------

[Sharing from this : link ]


Twins of Faith Malaysia 2011


What are the twins of Faith? If you look at the above logo carefully, they are 'ilm and 'amal (knowledge & action). Interestingly, to further underscore their strong correlation to one another, both words are formed from the same 3 letters; lam, 'ain and mim. Throughout the whole 2-day conference, the importance of both was reiterated, again and again. You simply cannot act without knowledge and what is the use of knowledge if we don't put it into practice?

Though the concept is simple enough, not many of us do seek knowledge, do we? I mean, we were born Muslims so we think we have all religious rituals down pat. We probably do but that's exactly the problem; we view them as rituals - elements so intertwined with our culture that we think they are what Islam is all about: praying, fasting, Eid and the Hadj. We don't go out of our way to learn more about our beautiful religion. Islam has become a set of rituals instead of a way of life.

Alhamdulillah, I was very fortunate to be able to attend the Twins of Faith Family Festival in Putrajaya last weekend (Dec 24 & 25, 2011). The event was packed with talks, workshops and performances from 10am until 10pm on both days.

Below are some of the input that made an impact on me:

1) Sheikh Alaa Elsayed quoted a line from Lion King when he reminded us to "remember who [we] are". We are the best of nations as mentioned in the Quran:
You are the best of peoples ever raised up for mankind; you enjoin Al-Ma'ruf and forbid Al-Munkar, and you believe in Allah (Surah Al-'Imran, Verse 110).
Another speaker, Sheikh Tawfique Chowdhury, expounded on this point when he chastised Muslims who think so lowly of themselves:
"Why the defeatist attitude?" he had asked.
"How dare you think so small"
"How dare you think that Allah will not help you".

2) In the women-empowerment workshop by Dr. Harlina Halizah Siraj, maternal health care was discussed. It was sad to learn that countries like Afghanistan, Niger, Yemen, Mali and Sudan (which are predominantly Muslim countries) are considered the worst places to be a mother. Why is this so? Well, according to Save The Children report it all boils down to poverty and the (lack of) quality of life:
"...in Afghanistan, a typical woman has fewer than five years of education and will not live to be 45. Less than 16 percent of women are using modern contraception, and 1 child in 5 dies before reaching age 5. At this rate, every mother in Afghanistan is likely to suffer the loss of a child."
Referring to the "You are the best of peoples..." verse above, how can this be happening? Obviously we haven't been enjoining Al-Ma'ruf and forbidding Al-Munkar, and we've turned our backs to Allah. It is often said that the beauty of Islam is being covered by ugly Muslims and I think the report is a clear example of that.

3) One of the speakers shared a very interesting finding from a research: apparently, we are the amalgamation of the 5 people whom we are closest to. We commonly hear that our friends are our mirrors. This finding seems to corroborate that. It made me think of the 5 people closest to me and in what ways are they influencing my life?

We should all take stock of the company we are keeping and make necessary adjustments for we wouldn't want to be influenced negatively. One of the criteria of a good friend is: when you see them, you will think of Allah (SWT). So let's surround ourselves with such friends (and become one ourselves).

4) The session that left the biggest impact on me has got to be the fund-raising.Mercy Mission Malaysia is raising funds to build a KL Madinah. In the sirah, the Muhajirin (people who were persecuted in Makkah) sought refuge in Madinah. The people of Madinah, called the Ansar, willingly took in the Muhajirin and treated them compassionately.

Similarly, KL Madinah aims to provide shelter to those most in need such as new Muslims who may have had to leave their families, homes and possessions when they embraced Islam. A question was posed by such a revert in a video: "Where are our Ansars? Who will help us?"

It was head-spinning to witness people pledging RM100K, 50K, 25K, 10K and 5K without hesitation. Subhanallah, these are the people who are not attached to their wealth; who (figuratively) have the world their in hands but Allah in their hearts.

(It was announced that approximately RM1.9 million was raised in total! Allahu Akbar!)

5) The entertainment slots were equally thought-provoking as the talks. In fact, they were called 'Halal edutainment' to convey their intention to educate as well as entertain. My favourite performer was Boonaa Mohammed, followed closely by Muslim Belal. Both of them are spoken-word artists and their slam-poetry lyrics provide much food for thought.



Overall, it was a very well-organised event. There was a minor problem with crowd-control on the first day, but it was sorted out and the second day went much smoother. PICC was the perfect venue: the plenary hall was spacious and beautiful, the washrooms clean, and the view is just unparalleled. I liked the fact that the opening and closing ceremonies were kept short. No interminable VIP speeches that are synonymous with events in Malaysia. Most of all, I love the atmosphere exuded. It truly was a family festival. It was heartwarming to see whole families coming together to seek knowledge and to see the youth forming the majority of the crowd.

I'm thankful to Allah that I was able to attend the festival with beloved friends. Friends who came all the way from other states to gain something beneficial. In the end I believe all of us gained so much more than what we had set out to do.

Can't wait for Twins of Faith 2012! :)